Kolompok 172 – 2Alexander FTSL 16613136Indira S. FITB 16313267M. Gidry SITH-R 19813144Yukiko P. SITH-S 16113002Elvan Owen STEI 16513003Ery B. FTTM 16413170Mutiara N. SF 16213054
Deskripsi Foto ( Melalui Sudut
Pandang Kami ) :
Foto tersebut memperlihatkan
kondisi di suatu kelas dari suatu sekolah di daerah terpencil yang sangat tidak
layak untuk Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM. Ketidaklayakan tersebut terlihat
dari keadaan langit-langit yang terdapat banyak lubang dan kondisi bangunan
seakan-akan akan roboh. Keadaan tersebut tidak hanya membahayakan keselamatan
siswa-siswi sekolah tersebut, melainkan juga kualitas distribusi materi atau
pelajaran dapat sangat berkurang.
Masalah-masalah yang diambil
dari berbagai P.O.V:
· ~
Tidak meratanya distribusi dana dari pemerintah ke daerah-daerah
terpencil.
· ~
Kurangnya peran serta masyarakat setempat untuk membantu
mengurus sekolah tersebut karena merasa itu adalah tanggung jawab pemerintah.
Solusi :
Sebagai bagian dari pengembangan solusi yang lebih sinergis dan
preventif, kami mencoba untuk menciptakan Solusi PEDANG ( Pendek Panjang ) yang
merupakan sebuah system yang membagi kelompok kami ke dalam 2 peran penting
untuk solusi jangka pendek dan panjang. Adapun penjabaran mengenai solusi
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
Solusi Jangka
Pendek :
Mengambil langkah cepat,
tindakan paling sederhana yang kami pertimbangkan untuk dapat dilakukan dengan
kapasitas kami sebagai mahasiswa adalah dengan turun langsung ke lapangan,
yakni turun ke sekolah yang membutuhkan bantuan tersebut. Solusi ini melihat pertimbangan
aspek kenyaman dalam penyampaian materi proses belajar mengajar serta interaksi
penyampaian materi antara guru dan murid. Hal pertama yang mengalami gangguan
dari kondisi yang seperti ini adalah tidak tersampaikannya materi pengajaran
dengan baik karena kondisi lingkungan yang tidak nyaman. Untuk mengefektifkan
penyampaian materi itulah kami turun ke lapangan dan ambil bagian dengan
membantu berlangsungnya proses belajar mengajar sebagai pendamping yang
menjelaskan materi kepada siswa – siswi di sekolah tersebut. Sehingga materi
yang disampaikan oleh anggota pengajar di sekolah tersebut, kami topang kembali
dengan mendampingi secara langsung dalam proses pembelajaran siswa siswi
tersebut.
Solusi jangka pendek yang kedua
mempertimbangkan dari segi infrastruktur yang menunjang dalam proses belajar
mengajar yang terjadi. Mengamati keadaan sekolah yang sudah memprihatinkan dan
mempertimbangkan pula kapasitas kami sebagai mahasiswa, tindakan paling
sederhana yang dapat kami lakukkan adalah mengumpulkan bantuan berupa tenaga
dan finansial sederhana, seperti mengajak warga sekitar untuk melakukan donasi
dan dengan jumlah finansial yang berhasil dikumpulkan kami mengumpulkan tenaga
dari warga sekitar untuk membangun sebuah tenda darurat sederhana yang
sekiranya dapat dimanfaatkan untuk tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar untuk jangka waktu yang singkat. Keunggulan dari solusi ini adalah
tidak perlu untuk menunggu datangnya aliran dana dari pihak pemerintah
melainkan melibatkan warga sekitar untuk turut aktif dan berperan dalam
keberlanjutan proses pendidikan generasi muda.
Solusi Jangka
Panjang :
Kami juga mempertimbangkan
solusi jangka panjang yang kiranya menjadi solusi tertanam yang dapat dijadikan
solusi kedepannya. Solusi ini berdasarkan pada regenerasi infrastruktur yang
terlibat dalam proses belajar mengajar, yang dalam hal ini adalah perbaikan
gedung yang digunakan sebagai kelas. Tanpa perlu menunggu adanya kucuran dana
dari pihak pemerintah, kami mengusahakan bantuan dari para donatur bukan
sebagai sponsor melainkan murni sebagai donasi, karena kami melihat bahwa ada
donatur yang mau untuk memberikan bantuan bagi panti asuhan dan kami
mengusahakan agar donasi tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk bantuan
pendidikan. Dengan hal ini kami dapat mengumpulkan bantuan finansial secara
bertahap yang sekiranya dapat digunakan untuk regenerasi infrastruktur yang
juga membutuhkan waktu yang lama secara bertahap. Dengan demikian kami
mengusahakan agar segala proses yang terlibat dapat diperbaiki secara bersama,
meskipun waktu penyelesaiannya berbeda.
Kesimpulan :
Kongkritnya, kami berusaha untuk
memberikan solusi yang melingkupi segala aspek. Ketika yang menjadi masalah
utama adalah pembaharuan gedung kelas yang akan digunakan, kami melakukkan
penggalangan dana dengan menggunakan bantuan dari para donatur, dan sekali lagi
murni sebagai donasi dan bukan sponsor. Dalam proses yang panjang itu kami
turun langsung untuk memberikan pendampingan kepada para siswa dan siswi di
sekolah tersebut sehingga dalam proses penggalangan bantuan, kegiatan belajar
mengajar yang terjadi tidak terhenti melainkan tetap berlangsung dan semakin
efektif dengan adanya tenda – tenda bangunan sederhana yang kami bangun dengan
bantuan tenaga dan finansial dari warga sekitar lingkungan sekolah tersebut.
ALTERNATIF :
Jika kami mencoba untuk mencari
solusi yang lebih luas dengan mengesampingkan kapasitas kami yang terbatas
sebagai mahasiswa, kami memiliki alternative dengan mempertimbangkan dari segi
penyaluran bantuan dana finansial. Dalam artian seperti ini, setiap tahunnya
Negara sudah memberikan anggaran dari APBN dan APBD sekitar kurang lebih 20%
yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan. Namun pada kenyataanya masih
banyak daerah – daerah di Indonesia yang tidak tersentuh oleh penyaluran dana
tersebut, contoh nyatanya adalah seperti di foto diatas, masih banyak sarana
infrastruktur berupa gedung – gedung sekolah dan kelasnya yang dapat
dikategorikan ‘memprihatinkan’ bahkan ‘tidak layak’ untuk digunakan sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Solusi yang kami pertimbangkan
adalah dengan melakukkan pengembangan sistem penyaluran bantuan dana yang lebih
baik, karena penyaluran bantuan finansial yang baik alurnya tidak berpindah di
banyak pihak, melainkan terarah sebagaimana “SUMBER – PENANGGUNG JAWAB –
TARGET”. Karena jika memang dana yang tersalurkan sudah merata harusnya tidak
ditemukan sarana pendidikan yang keadaanya kurang memadai. Oleh karena itu
muncul lah pertanyaan “Kemana bantuan tersebut tersalurkan ?” . Jadi solusinya
ada dengan melakukkan evaluasi dan pengembangan sistem yang lebih baik. Tetapi
sekali lagi bahwa solusi ini merupakan alternative dan bukan merupakan langkah
realistis yang dapat kami lakukan dengan kapasistas kami semua sebagai
mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar