19913157
SAPPK
SMAK St. Louis 1 Surabaya
Pada hari Jumat, 23 Agustus 2013 dilaksanakan seminar OSKM dengan tema: Cinta Tanah Air. Seminar ini diisi oleh Maria Selena (Putri Indonesia 2011) sebagai moderator dan 4 pembicara yaitu Bapak Gita Wiryawan (Menteri Perdagangan Republik Indonesia), Tim Wanadri, Ibu Trimumpuni, dan Kak Saska.
Acara dibuka dengan sambutan SekJen OSKM lalu dilanjutkan dengan sambutan Presiden KM-ITB. Setelah itu ada sambutan dari Wakil Rektor Bidang Akademik. Maria Selena sebagai moderator kemudian naik ke panggung dan seminarpun dimulai dengan sesi awal bersama Bapak Gita Wirjawan.
Dalam pidato seminarnya, Bapak Gita mnyampaikan bahwa Indonesia butuh pemimpin yang mengerti kebutuhan rakyat, mengerti permasalahan yang terjadi di jamannya dan mendengarkan permintaan rakyatnya. Kita harus mengedepankan moral, demokrasi, pluralisme dan kesejahteraan yang merata. Pemuda harus proaktif dan sadar akan kearifan lokal. Seperti gangnam yang mengandung nilai kemahiran teknologi, kekayaan budaya, kemajuan ekonomi, dan kesinambungan demokrasi. Kita perlu mempertahankan pertumbuhan ekonomi supaya tetap tumbuh pesat dengan cara penggunaan produk dalam negeri. Kita bisa mencontoh Korea yag sedang berkembang menjadi negara maju yang menerapkan sistem diversifikasi yaitu merubah bidang usaha petani sukses, ke bidang usaha yang berhubungan dengan teknologi. Dengan mengembangkan sektor teknologi maka perekonomian Indonesia dapat berkembang lebih pesat.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Ilham Fauzi sebagai perwakilan Wanadri. Kak Ilham menjelaskan tentang luasnya wilayah Indonesia. Bahwa Indonesia itu terdiri dari belasan ribu pulau yang harus dilindungi setiap batasannya. Wilayah lautan sangat luas di Indonesia namun masyarakat nampak terlalu fokus pada daratan saja. Untuk menyadari identitas bangsa kita, kita harus sadar diri, sadar tujuan, dan sadar lingkungan. Kita harus mengedepanka kreativitas, akal sehat, dan kemanusiaan.
Sesi ke 3 dilanjutkan oleh Ibu Trimumpuni dengan judul Integritas dan Kompetensi Pemuda (Alumni ITB) untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa. Dalam pidatonya, beliau menjelaskan bahwa semua orang butuh mengembangkan logika dan empati. Selajutnya beliau menjelaskan bahwa sebagian besar aset Indonesia adalah milik asing. Kita hanya bekerja sebagai kuli saja. Kita perlu pemimpin berintegritas untuk merubah nasib generasi baru Indonesia. Ekonomi saat ini diartikan sebagai keseimbangan investasi dan konsumsi dalam upaya mengembangkan pertumbuhan ekonomi. Namun nyatanya hasil yang didapat tidak merata. Banyak rakyat yang tidak merasakan pemerataan kesejahteraan. Disini dibutuhkan sikap social enterpreneur. Dengan sikap ini, ditanamkan nilai bahwa everybody is unique, semua orang dapat melakukan hal yang dia sukai dengan sebaik-baiknya untuk memperbaiki keadaan ekonomi. Dengan begitu, pemahaman ekonomi yang baru dapat berubah dimana setiap orang menjadi social enterpreneur dalam rangka menambah laju pertumbuhan ekonomi. Kita harus melakukan perbaikan visi pembangunan, merubah paradigma investasi, dan membatasi pertumbuhan nusantara.
Sesi terakhir diisi oleh seorang alumni ITB bernama Kak Saska selaku pimpinan dari lembaga perusahaan Riset.Indie. lembaga yang beliau bentuk melakukan penelitian seputar teknoloi, sosial ekonomi, dan media untuk menjadi suatu ide bisnis. Beberapa proyek yang sudah beliau wujudkan adalah polaroid, animatronic, dan menyusul di bulan depan adalah Angkot Day. Menurut paparan Kak Saska, kita harus berani berkonflik, supaya kita belajar cara mengatasi masalah yang benar. Kita harus mau mencoba hal-hal baru untuk belajar. Perluas networking dan melatih soft skill adalah cara untuk mengembangkan pribadi kita. Kita juga diingatkan untuk mampu berempati dan berpikir realistis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar