Jumat, 23 Agustus 2013

RESUME SEMINAR DI SABUGA (ATHAYA DHIYA ZAFIRA – FTSL -- 16613316)

Setelah selesai melaksanakan seminar seharian di gedung sabuga tadi siang  yang diisi oleh beberapa pembicara luar biasa, saya merasa mendapat banayk pelajaran yang menambah wawasan dan pola piker baru yang sangat menginspirasi. Beberapa ilmu yang saya dapatkan itu akan saya share kepada pembaca sekalian dalam resume yang saya buat kali ini, dan saya harap para pembaca khususnya mahasiswa baru seperti saya ini mendapatkan banyak manfaatkan yang dapat diambil.
 
Pembicara pertama diisi oleh bapak Gita selaku Menteri Perdaganagn sekaligus ketua PBSI. Beliau memberi petuah yakni penekanan tentang pentingnya soft skill bagi mahasiswa, suatu hal yang dapat dikatakan harus benar- benar diperhatikan terutama di masa global seperti sekarang ini. Soft skill tersebut harus pula dipadukan dengan keinginan berlimpah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perpaduan ini akan menciptakan suatu kolaborasi saling isi dan saling dukung guna mencapai hasil sebaik mungkin atau setidaknya sesuai dengan target yang diinginkan. Kecermatan memang diperlukan dalam merancang masa depan mengingat apa yang kita lakukan dan ingin kan saat ini untuk masa depan kita memiliki relevansi yang kuat dengan masa depan kita itu sendiri. Mahasiswa pun dituntut untuk dapat menjadi individu- individu yang kelak dapat membangun, mengembangkan, serta mempertahankan kemahiran teknologi, kesinambungan demokrasi, kekayaan budaya, dan kesejahteraan yang syarat akan pemerataan demi mempertahankan kekompetitifan NKRI. Dan pesan dari menteri Perdagangan RI yang terakhir dallah “Jadilah Garuda- Garuda yang kreatif, terampil, berteknologi, yg punya semangat kebangsaan!" If you want it, you’ll get it!.

Pembicara kedua diisi oleh kakak Indra Hidayat, ia adalah salah seorang anggota Wanadri. Wanadri itu sendiri adalah organisasi yang mewadahi bagi para pecinta tanah air. Wanadri ini mengenalkan pada kita banyak hal dari mulai luas daratan Negara tercinta kita ini seluas 1,8juta kilometer persegi dan luas perairan kita ini mencapai 3.1 juta kilometer persegi. Seperti kita tahu, Negara Indonesia ini sebenarnya merupakan Negara kaya yang memiliki banyak keistimewaan. Diantaranya, Indonesia memiliki 17 ribu pulau dari sabang sampai merauke. Indonesia juga memiliki pesisir dan garis pantai terpanjang di dunia, memiliki bioregional, memiliki banyak kawasan karst, gunung vulkanik dan masih banyak lagi.Jadi pertanyaanya sekarang apa yang harus dibanggakan dari Negara lain kalau Negara kita sendiri saja sudah sangat kaya dan istimewa. Maka mulai sekarang mulai lah untuk mencintai bangsa kita sendiri dan sadar lahakan diri kita kita sendiri, sadar lingkungan, dan sadar tujuan yang ingin kita capai. Meskipun kita memiliki bebrapa kendala dalam menciptakan keharmonisan kita pada lingkungan seperti adanya intervensi budaya, bencana alam, dan kesalahan orientasi kita terhadap kehidupan, itu tidak akan megurangi rasa cinta kita pada bangsa ini apabia ldalam diri kita sudah tertancap rasa nasionalis yang kuat dan bertanggungjawab melestarikan segala yang bangsa ini milik iuntuk kita warisi kepada anak cucu kita. Karena kebanggaan terbesar itu bukan ketika kita berhasil mendaki puncak tertinggi ataupun memperoleh sesuatu, tetapi ketika kita berhasil memberikan kontribusi bagi bangsa ini.

Pembicara yang ketiga yaitu IbuTrimumpurni, Ibuti ini menyampaikan tentang integritas dan kompetensi alumni ITB untuk kemandirian dan kesejahteraan bangsa.Yang perlu dimiliki diri kita untuk mengembangkan itu semua ada duaya itu, logika dan empati. Ironis saat ini seperti kita tahu banyak sekali sarjan-sarjana tekhnik, baik tekhnik elektro sipil dan lain sebagainya tapi lebih dari 100 juta penduduk belum merasakan listrik. Kenapa ini bias terjadi karena pola piker orang kitni tentang bermakna bahwa ekonomi adalah keadaan setimbang dinamis antara investasi dan konsumsi untuk mencapai setingi-tingginya pertumbuhan. Padahal seharusnya pertumbuhan itu sendiri harus terikat atau terbatas pada nilai optimal untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat, tapi yang terjadi malah ekonomi dijadikan alat dari kebiasaan untuk memperkaya diri sendiri tanpa peduli kesejahteraan dan lingkungan masyarakat. Maka fenomena yuang mengkhawatirkan ini mengharuskan kita untuk memanusiawi diri kita dan bangsa ini yaitu dengan cara:          
  1. Pelurusan visi pembangunan 
 2. Perubahanparadigmainvestas
3. Pemnbatsanpertumbuhanusaha
Ingat bahwa Logika + Perasaan = Akal Sehat yang manusiawi

Pembicara yang keempat adalah kaka Saska, beliau adalah ketua sekaligus pendiri Riset Indie.Riset Indie ini telah melakukanbeberapa project seperti Project Polaroid, Project Alinea (animatronik), dan project yang akan segera dilaknsanakan pada bulan September tahun ini yaitu Angkot Day.Project-project ini mampu menginspirasi kita bahwa banyak hal sebenarnya yang dapat kita lakukan untuk bangsa ini meskipun pada saat kita melangkah banyak hal yang menghadang itu semua tapi yakinkan bahwa itu semua adalah awal untuk sebuah pencapaian yang optimal.Karena perubahan tidak terjadi secara instan, semua membutuhkan proses dan akan selalu dimulai dari hal yg kecil terlebih dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar