Muhamad Gidry Abdurrazak
19813144
SITH-R
SMA Negeri 1 Bogor
Resume Materi Seminar Hari Keempat OSKM 2013
Materi 1
Narasumber: Bp. Gita Wiryawan (Mendag RI)
·
Perekonomian di Indonesia membutuhkan seorang
pemimpin yang mengerti kebutuhan dari rakyat Indonesia, terlepas dari
kepentingan pribadi.
·
Sebenarnya, pemimpin-pemimpin bangsa kita dahulu (seperti Ir. Soekarno) sudah memiliki visi
yang jelas mengenai masa depan Indonesia ke depannya. Oleh karena itu, kita
juga harus memiliki visi yang jelas
mengenai Indonesia ke depannya apabila ingin memimpin negeri ini.
·
Indonesia adalah negara muslim terbesar,
termasuk dalam hal pembangunan perekonomian Islamnya dalam G-20. Namun secara
umum, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kalah dari negara-negara lain yang
memegang prinsip ekonomi tiongkok, liberal, dan sebagainya (contoh: USA,
Jepang, Cina, Singapura). Oleh karena
itu apabila Indonesia ingin jadi negara muslim yang sukses, kita perlu
mengembangkan lagi perekonomian kita dengan kemajuan teknologi.
·
Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6% setiap
tahun, 20 tahun kemudian pertumbuhan ekonomi diprediksi akan tumbuh sebesar 60
trilliun USD
·
Namun pertumbuhan ekonomi ini bisa dicapai
apabila Indonesia bisa melakukan invensi / terobosan baru dalam berteknologi,
jangan hanya mengadaptasi hal-hal yang sudah diciptakan bangsa lain. Indonesia
juga dapat melakukan diversifikasi produksi untuk meningkatkan perekonomian,
seperti yang dilakukan oleh Korea.
·
Indonesia saat ini terkena MIT: Middle Income
Trap. Yakni kondisi dimana PDB hanya sekitar 5.000 USD, dan juga tidak bisa
melakukan pengembangan teknologi.
·
Apabila Indonesia ingin terlepas dari kondisi
MIT, industri Indonesia jangan hanya terfokus pada bagian “hulu” (ekstraksi
bahan mentah) saja, namun fokus juga di “hilir” (pemrosesan bahan mentah jadi
bahan setengah jadi atau jadi sepenuhnya). Karena di hilir kebutuhan akan ilmu,
kreativitas, dan SDM-nya sangat tinggi dibanding di hulu.
·
Masalah pembangunan ekonomi Indonesia ada 2:
pendidikan dan pendanaan. Pendidikan di Indonesia relatif bagus dalam segi
materi pengajaran, namun pendanaannya masih kurang. Ujung-ujungnya, kita semua
harus bisa berteknologi untuk menyelesaikan masalah pendanaan tersebut.
·
Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN,
persaingan kita dengan negara-negara lain (khususnya di ASEAN) akan semakin
ketat, belum lagi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
·
Oleh karena itu untuk memajukan ekonomi
Indonesia, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mengerti tantangan zamannya. Ini
terkait juga dengan geopolitik dan kebutuhan rakyat. Selain itu juga pemimpin
Indonesia ke depan juga harus memiliki pengetahuan skala internasional, namun
tetap berjiwa nasional.
Materi 2
Narasumber: Wanadri
Tema: Cinta Tanah Air
·
Indonesia memiliki luas daratan sebesar 1.826.440 km2 dan luas perairan sebesar 3,1 juta km2.
Luas wilayah ini, khususnya wilayah perairan Indonesia menjadi lebih luas
dibandingkan saat pasca-proklamasi dikarenakan Deklarasi Juanda, karena di
dalamnya dijelaskan tentang batas baru wilayah terluar Indonesia dan membuat
perairan dalam wilayah Indonesia menjadi wilayah NKRI sepenuhnya.
·
Selain
itu, Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan keragaman alam, seperti bioregion, pesisir, pulau-pulau, sungai,
bentang alam karst, medan khas (co.: Peg. Jayawijaya, kawasan yang diselimuti
es di daerah khatulistiwa), dan pegunungan. Selain itu, suku bangsa dan kebudayaan
di Indonesia pun tidak kalah beragamnya dengan kekayaan alamnya.
·
Namun
demikian, kekayaan alam dan budaya Indonesia seringkali diklaim oleh bangsa
asing, sehingga kita harus menjaga dan melindunginya. Itulah yang menjadi dasar
dari seluruh kegiatan Wanadri seperti ekspedisi, dll.
·
Saran
untuk mahasiswa ITB: sadar diri, sadar lingkungan, sadar tujuan
Materi 3
Narasumber: Ibu Tri Mumpuni
Tema: Kompetensi dan Integritas
·
Manusia
memiliki 2 hal dalam dirinya untuk memproses hal-hal yang terjadi di sekitarnya,
yakni pengetahuan (logika) dan perasaan
(empati). Keduanya harus dapat bersinkronisasi menjadi akal sehat
·
Saat
ini, SDA Indonesia masih “dijajah” oleh bangsa asing. Padahal, SDA dapat
menjadi modal untuk memperkuat masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kelak
kita harus bisa menguasai SDA negeri kita sendiri.
·
Inti
definisi ekonomi umum: makin tinggi pertumbuhan, makin baik ekonomi. Namun
definisi ini lupa dalam peningkatan kesejahteraan sosial dan daya dukung lingkungan.
·
Seharusnya,
mahasiswa ITB dapat menjadi wirausahawan sosial, yang dapat membuat alternatif
dalam kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.
Materi 4
Narasumber: Saska
Tema: Riset Indie
·
Riset
Indie adalah sebuah organisasi riset independen yang menggeluti riset di bidang
teknologi, sosial-ekonomi, dan media. Materi-materi riset yang dilakukan
organisasi ini tergolong “suka-suka”,
yakni mengubah ide-ide kreatif anggotanya menjadi usaha.
·
Dalam
aktivitasnya, Riset Indie umumnya mendapatkan dana secara independen dari
anggota-anggotanya. Dan menurut narasumber, sebuah ide itu harus “financially
sustainable” apabila mau dijadikan sebuah ide.
·
Usaha-usaha
yang dilakukan Riset Indie, antara lain:
o
Project
Polaroid: menghidupkan kembali industri
film dan kamera polaroid/analog
o
Alinea:
membuat sebuah animatronic (semacam robot) berbentuk alien
o
Angkot
Day: Pada 20 September mendatang, seluruh angkot jurusan Kalapa-Dago di Bandung
akan “dicharter” oleh Riset Indie, sehingga bebas biaya bagi penumpang. Riset
Indie akan memantau, apakah angkot-angkot tersebut akan jadi makin taat
berlalu-lintas. Selain itu mereka juga ingin mensurvei masyarakat, apakah
terjadi kenaikan minat masyarakat untuk menaiki angkot atau tidak bila kondisi
Angkot seperti itu.
·
Saran
dari Saska:
o
Jadilah
mahasiswa yang aktif dimana saja, baik dalam dan luar kampus.
o
Mahasiswa
harus jadi pahlawan “sebenarnya” di negeri Indonesia, dan membawa perubahan ke
dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar